Friday, November 14, 2008

Kita hidup di zaman yang penuh tantangan

Article by AIM originally published in English. Translated by Aim professional translation services

Dari Amerika hingga Irlandia, dari Inggris hingga Indonesia, dan dari Peru hingga Jepang, pesan yang sama terdengar berulang kali.

“Dunia akan mengalami resesi”.

Bahkan - resesi kali ini mungkin tidak seperti yang pernah kita alami selama beberapa generasi belakangan. Kita semua berharap bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah di seluruh dunia akan mengurangi intensitas dan durasinya. Kita juga bisa berharap bahwa Presiden Amerika yang baru akan memimpin negaranya, dan negara kita, agar cepat kembali pada kemakmuran. Akan tetapi untuk saat ini kenyataan yang harus kita hadapi adalah bahwa kita hidup di masa yang penuh tantangan.

Lalu bagaimana sebuah bisnis dapat menghadapi tantangan semacam itu? Bagaimana ia bisa bertahan? Bagaimana ia bisa sukses mengelola tantangan itu?

Ada tiga hal penting yang perlu diingat. Pertama, banyak bisnis yang akan bisa bertahan hidup. Kedua, bisnis-bisnis yang bertahan hidup akan tumbuh menjadi lebih kuat berkat pengalaman mereka. Terakhir, cara untuk bertahan hidup yaitu melakukan hal-hal sederhana dengan cara yang lebih baik daripada saingan anda.

Apa saja hal-hal sederhana yang perlu kita lakukan?

Lagi-lagi ada tiga jawaban di sini.

Pertama, tetaplah fokus untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan anda. Pelanggan anda juga punya masalah, dan mereka membutuhkan, dan akan menghargai, bantuan yang bisa anda berikan untuk mereka. Terlebih lagi, pada masa-masa sulit, alat penjualan terbaik yang bisa anda miliki adalah kesan baik dari pelanggan yang sudah anda miliki. Di masa resesi seperti ini, pasar akan lebih tegas dan kurang toleran terhadap pelayanan yang buruk, dan tentunya akan lebih kejam dalam memutuskan hubungan dengan penyedia jasa yang tidak kompeten.

Kedua, teruslah menjual. Pasti ada pembeli di luar sana, meskipun akan lebih sulit menemukan dan meyakinkan mereka. Karenanya alat penjualan kita haruslah lebih kuat. Tim sales anda harus memiliki pelatihan dan motivasi yang tinggi. Marketing anda harus inovatif, fleksible, dan sensitif terhadap perubahan-perubahan dalam mood pasar. Harga yang anda tawarkan juga harus fleksible, mengingat bahwa pengeluaran sedang dihemat di mana-mana.

Terakhir, jaga agar pengeluaran anda tetap wajar. Berhati-hatilah ketika memotong anggaran karena beresiko mengganggu tingkat pelayanan yang anda berikan, dan pasar akan sangat sensitif terhadap hal ini. Akan lebih baik kalau kita mengadopsi containment policy: menjaga agar pengeluaran tidak bertambah sampai matahari kembali bersinar. Hal yang tersulit adalah bahwa memotong anggaran sama seperti melakukan operasi pembedahan. Dibutuhkan keterampilan yang sangat tinggi kalau anda tidak ingin membunuh pasien anda. Anda harus menganggap customer service sebagai urat nadi yang menghidupi bisnis anda. Potong anggaran di sana dan anda akan merasakan akibatnya!

Ada sebuah tim ( kursus bahasa inggris)yang membantu bisnis di Indonesia untuk melewati badai krisis. Tim ini sendiri mampu mengendalikan pengeluarannya dengan sangat baik, sambil tetap memberikan pelayanan yang tak ada duanya di Jakarta. Harga yang mereka tawarkan sangat kompetitif, dan dengan demikian membantu para pelanggan mereka menghemat pengeluaran mereka. Meskipun dengan harga kompetitif, produk yang mereka tawarkan adalah yang terbaik. Mereka memberikan pelatihan bahasa Inggris, sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh tim customer service di manapun bila mereka ingin mampu bertahan menghadapi tantangan resesi.

No comments: